Jumat, 29 September 2023

LINK PHOTO PANCAWINDU SANCLA

 LINK PHOTO PANCAWINDU SANCLA


https://drive.google.com/drive/folders/1cbh23fygGY8ID_PEhes-2T-IzJ4sIjEy?usp=sharing

https://drive.google.com/drive/folders/1cbh23fygGY8ID_PEhes-2T-IzJ4sIjEy?usp=sharing

Ini photo dari Asis  Egor (Bahong) _ ALUMNI Sancla.






JPS, 30 September 2023. 




Rabu, 13 September 2023

KESAN ORANG TENTANG PATER WASER, SVD

 KESAN ORANG TENTANG PATER WASER, SVD

Kesan orang tentang Pater Waser, SVD

https://www.youtube.com/watch?v=StN3qeWwL6w



1. Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat,SVD

Pater Waser, SVD  orang yang  suka bekerja keras. 

Pater Waser, SVD seorang  visoner.  

Pater  Waser,SVD  seorang pendidik. Dia membuka sekolah   berasrama.  Asrama  merupakan tempat  untuk membangun  kharakter yang positif.

Pater Waser seorang   disiplin, taat aturan.


2. Pater Provinsial  SVD Ruteng, Pater  Paulus Djogo  Tolo, SVD

Pater  Waser, SVD  merupakan sahabat bagi Pater Paulus Djogo Tolo.  Pater Paulus  menjadi sahabat bagi Pater Waser dengan konunitas SVD, terutama  ketika relasi Pater Waser, SVD dengan  pimpinan SVD Provinsi Ruteng saat itu ( 1993)  kurang  bagus.   Pater  Paulus berperan sebagai jembatan  antara Pater Waser, SVD dengan pimpinan Novisiat Kuwu dan  Pimpinan  SVD  Provinsi Ruteng.  


3. Melania Jita Nura (Istinya Kordy Jerumat) (Disampaikan pada Sabtu, 21 Oktober 2023, saat misa  40 hari pater Waser, SVD di rumah mereka di Perum  Grand Regency, Jln. Grand Gegency VIII, Blok C 4 No. 14), sekitar pkl 20.00 - 20.30 am). 

Pater Waser, SVD   tinggal di rumah Melania dan Kordy  selama kurang  lebih 2 Minggu. Itu sebelum pergi ke Swiss  dan setelah  beliau  pulang dari Swiss. Melani melayani Pater dengan penuh   kasih sayang, layaknya merawat orang tua sendiri.  Berikut  kesannya tentang Pater Waser, SVD:

  1. Rahasia  umur panjang.  Pater Waser  mencapai usia  94 tahun  (1929 - 2023). "Apa rahasia umur panjangnya  pater?" tanya  Melani kepadanya. " Rahasia umur panjang itu adalah   banyak memberi. Dengan memberi  ada kegembiraan dan banyak  orang  mendoakan  saya," jawab  Pater saat itu  demikian Melani  mengulangi apa yang Pater sampaikan. ; Selain itu salah satu rahasia umur panjang Pater Waser adalah  berhenti makan sebelum kenyang.  Bila Pater mengambil makanan, beliau bertanggung jawab  dengan cara  menghabiskan makanan  yang diambilnya. Pater tidak membuang - buang  makanan.   
  2. Konsisten., pegang kata-kata (janji). Pater Waser sangat konsisten. Apa yang diucapkan dari  mulut  akan  dicamkan dan  diingat serta ditagih. Bila  tidak, orang akan itu sangat dibenci /diacuhkannya,  siapapun, termasuk  pimpinan  sekalipun (Provinsial). Bagi Pater, janji adalah utang. Pernah Alumni menjanjikan mobil  karena beliau merasa masih membutuhkan itu. Janji itu  dia kejar. Beberapa alumni  di Jakarta kelimpungan   dengan hal itu. Akhirnya  dicarikan jalan dengan menghubungi beberapa alumni yang memiliki rezeki dan akhirnya  berhasil mengumpulkan dana  demi  membeli mobil yang  dimintanya.  Melani juga  janji  untuk datang ke  ke tempat istirahat Pater di Longko, Wangkung  untuk  menjenguknya. Dia telepon  dan menagih kapan  datang. 
  3. Berpikir lalu berbuat (melakukan aksi). Pater  Waser  berpikir  besar lalu  beliau   berani mengeksekusikan  apa yang dipikirkannya itu. Pater Waser  tidak  suka  berdiskusi  banyak. 
  4. Suka ordo  OFM Capusin tetapi terdampar di Ordo  SVD  karena  SVD saat itu mengiming-iming untuk mengirimkannya  untuk  studi Bahasa Inggris lalu ditempatkan di  negara yang berbahasa Inggris di Eropa. Namun begitu selesai ditahbiskan, beliau tunggu kesempatan  untuk studi Bahasa Inggris  namun tak  kunjung datang.  Beliau sempat menjadi  provinsial SVD di Swiss. 
  5. Berkemauan keras.
  6. Kerohaniannya sangat  kuat. Malam- malam  berdoa. Sekitar pkl 12.00 am -  02.00  am, beliau  bangun untuk berdoa. 
  7. Sangat ekspresif  kalau  marah. 
  8. Tidak mau berhutang  budi. Melani memberi sesuatu  ketika beliau mau ke Longko, Wangkung. "Pater oleh - oleh ini   dibuka  ketika  Pater  sudah  tiba di Longko," pesan Melani.  Itu dilakukannya. Lalu beliau telepon   supaya  apa yang  diberikan melani dikembalikan kepadanya. Melani menolaknya. Tapi Pater tetap memaksa. "Kalau Pater tetap ngotot, saya  tidak mau menelepon Pater lagi dan Pater tidak  boleh menelepon saya," anca Melani. Akhirnya  beliau mengalah. "Ia  sudah  kalau   memang kamu berkeberatan," jawab Pater  sebagaimana ditutur langkan oleh Melani. 
  9. Meminta  untuk membantunya ke Swiss lagi untuk  memberi obat, yakni batu yang ditenukannya  untuk mengobati kakaknya. Sekaligus meminta  untuk main ke Jakarta  lagi. Tetapi Melani   menolaknya  karena  kuatir   terjadi apa-apa, sekaligus  kuatir  bila menyalahi aturan komunitas SVD Provinsi Ruteng.
  10. Meminta maaf. Saat  ke  Swiss beliau janjikan  membelikan arloji Swiss  utuk Melani. Tetapi  ternyata tidak ada karena  di sana beliau tidak sempat ke mana- mana, malah stress   ketika di sana. Ketika kembali dan tiba di Jakarta/ Bekasi  beliau merasa berslah. Dia  minta maaf. Ternyata  arloji swiss  dia  sempat janjikan kepada orang lain juga. Dia minta  Melani  untuk membantunya  mengurangi bebean psikologisnya kepada orang  yang dijanjikan   arloji itu.  Melani ke Mall  untuk membeli arloji  merk swiss  lalu  diberikannya kepada Pater. Belia sangat  gembira dan berterima kasih kepada saya (Melani).
  11. Kukuh dengan  pendirinya. Malaikat pencabut nyawa (?).  Ada beberapa  orang yang  yang berkonfrontasi  dengannya, termasuk sesama kaum berjubah. Mereka berbeda  pendapat  soal kepemilikan  dan management Sekolah St. Klaus  Kuwu. Beberapanya  bisa disebut  Pater Martinus Toke, SVD yang sempat  menjabat sebagai  Kepsek SMA St. Klaus tahun 1990- an.  Lalu Rm. Zaka Jehadun, Pr  Deken Kuwu   sekaligus  Pastor Paroki Kuwu. Pater Martinus Toke, SVD  dan Rm. Zaka  berani  melawan  kebijakan Pater  Waser, SVD  terutama  berkaitan dengan managemen  Paroki  dan  sekolah. Rm. Zaka  meminta  aset Paroki  St. Klaus  dibagi, terutama fasilitas -fasilitas berupa mobil, mesin -mesin bengkel St. Klaus.  Beberapa  waktu  kemudian Pater Martinus Toke, SVD  dan Rm. Zaka Jehadun,Pr  meninggal dunia. Kemudia  Sekolah St. Klaus  Kuwu diserahkan lagi kepada Pater Waser, SVD. Tetapi beliau terlalu tua  untuk  mengurus semua itu dengan baik.  Setiap  orang yang  berkonfrontasi dengan Pater  Waser, SVD, Pater  selalu benar,  lawannya cenderung kalah bahkan  meninggal dunia. Jadi, jangan sekali kali mencari masalah dengan Pater Waser, SVD.  Kalau mau mencari maslah dengan Pater, pastikan secara  fisik dan mental anda sehat dan  kuat, sebab bila  tidak  anda akan stress, sakit lalu mati. Sementara Pater  Waser sendiri i, fisik dan mentalnya sangat  kuat. 
  12. Memiliki indra keenam?  Pater  tidak membaca koran atau menonton televisi atau menggunakan HP canggih. tetapi  beliau  bisa  mengetahui banyak hal.  Beliau  bisa mengetahui sesuatu sebelum itu  terjadi.  Beliau bernah mengatakan bahwa ada perang di Eropa, ternyata ada perang Ukraina  dengan Rusia. 
  13. Selain itu Pater sangat strict, bila A ya A,. Bila dia dapatkan kelemahan irang maka ia tdk oetcaya lagi, contoh Adel, Om Laurens Jarut .Ini menurut saya dan Kordy soal sikap tegas. Pater pegang kata - kata. Bila tdk ditepati maka dia tidak akan dipercayainya. Pater  tidak akan menghargai orang itu  pemimpin ordo sekalipun. 
  14. Malaikat pencabut nyawa. Hati - hati bila berkonfrontasi dengan Pater Waser.  Beberapa  pastor yang  berkonfrontasi dengan Pater Waser, SVD, biasanya  cepat meninggal. Pater Martinus Toke, SVD, sempat menjabat kepsek SMA at. Klaus.  Pater Martinus Toke, SVD meninggal   lebih cepat. Lalu Rm. Zaka  Jehadun, yang  menjabat sebgai deken Kuwu dan pastor Paroki Kuwu. Rm. Zaka  meminta  pembagian aset Kuwu, termasuk mobil dan mesin - mesin di Bengkel Kuwu.  Tetapi ternyata  Rm. Zaka  tidak  mampu mengolah aset-aset itu. Kemudian Rm. Zaka sakit lalu meninggal.  Kemudian aset itu dikembalikan kepada Pater Waser, SVD. atas dasar ini Pater Waser diasumsikan  sebagai  malaikat pencabut nyawa. 


JPS, 23 Oktober 2023. 





Pesan Pater Waser, SVD

Pada tanggal...... ,  Pater Waser, SVD  sakit  dan dirawat di RS Saint  Carolus Jakarta. Alumnus  St. Klaus, meminta pesannya saat itu. Berikut  suaranya: 



Tetap sehat,  dan tetaplah berjuang . Jangan  mundur dalam segala  kesulitan.  Jaga  agama  dan tetap aktif.   (Disalin di JPS,  pada Rabu, 13  September 2023. 


____


Pater Waser sangat Manggarai. Dia merancang  bangunan Sankla sebagai  Lodok.



JPS, 17 September 2023.



_______


AKU TERKENANG PATER WASER,SVD

  1. Tahun 1983  Pater Waser mulai membangun gedung dan asrama  SMP St. Klaus Kuwu. Lalu tahun 1988 membangun gedung dan asrama  SMA St. Klaus  Kuwu.  Bangunan gedung sekolah  SMP dan SMA  berbentuk Lodok,  filosofi pembangian tanah orang  Manggarai. 
  2. Bulan Juli 1987. Aku  dan bapaku menuju ke  SMP St. Klaus di Kuwu. 
  3. Pater Waser dengan bangunannya: sekolah, bengkel dan Gereja
  4. Pater Waser dan relasinya, Mgr. Vitalis Djebarus, SVD, Mgr. Van Bekkum. SVD, Pater Geradus  Mazember, SVD  dan para pastor lokal   seperti Pater Gabriel Mite, SVD dan para pastor  tamu  yang melayani misa sore di Geraja St. Klaus Kuwu  (Pater  Blasius  Woda  Pale, SVD).  Mgr. Edu Sangsun, SVD ,  Mgr. Hubert Leteng,Pr. 
  5. KOTBAH PATER  WASER di GEREJA  KUWU  - saat misa  sore: "DI MANA ADA MAYAT, DI SITU BURUNG NASAR BERKERUMUN (BERKUMPUL)   (MAT 24: 28; Luk 17: 37  (JPS, 12 Juli 2024) . Itu satu-satunya  kotbah beliau yang saya  ingat saat  SMP (SMA) -  saat  misa  soe.   Mengundang komunitas  suster PRR  ke  Kuwu
  6. Mengundang komunitas Bruder SVD ke Kuwu (Bruder Daniel Modok, Br. Paul, Bruder Valens Halim). 
  7. Banyak berpikir  dan bekerja  tapi sedikit  berbicara, sekaligus  suaranya  kecil. 
  8. Sangat santun, bila  marah  marah dengan terhormat.  Orangnya sangat konsisten. Pater Waser sangat memberdayakan  umat. Sejauh  maslah  itu  bisa diatasi umat, dia serahkan itu kepada umat. Bila  tidak  dia  baru berpikir  mencari ide alternatif. Ini  bisa terlihat dari  karyawan yang  direkrutnya. 
  9. Mengundang  para  profesional seperti Rudy Ndoen (Ende),  Ibu Rosa Dalima (Bajawa), Ibu Maria (Isri Pa Rudy Ndoen), Pa Fedy ( Menado).
  10. Pater Waser menerima tamu  (donatur) yang memberikan donasi untuk mendukung proyek kemanusiaannya di Manggarai. Saat itu rupanya  tamu itu  fasih berbahasa Inggris dan  butuh penjelasan yang mendalam mengenai proyek yang dikerjakan Pater Waser di  Manggarai. Saat itu salah satu   guru yang Bahasa Inggrisnya fasih adalah Pa Hendrik Sandur, orang Lamba Ketang.  Hari itu  Pa Hendrik  izin dari tugas mengajar karena menemani tamu (donatur) yang  hendak memonitor  proyek yang dijalankan Pater Waser di Manggarai. Pa Hendrik  mengantar tamu ke  Lembor saat itu.  Betapa nahagiannya Pa Hendrik ketika melayani mereka. Kami yang mendengar kisahnya di ruang  kelas diam menyimak apa yang disampaikankan sambil membatin semoga kami  bisa berbahasa Inggris seperti Bapak ini. 
  11. Membuka diri terhadap  guru-guru dari  wilayah lain:  Agus  Bayo Muda  (Adonara ?),  Pa Markus Sarjana, Pa Leo, Pa Edy, Pa Pram  (Jawa),
  12. Merawat saya di Paroki  Wangkung saat sakit  : Pater  Waser sangat sederhana.  Saat itu ketemu  juga  dengan Pater Alen, SVD, pastor paroki Pacar.
  13. Pater Waser   sangat  skillfull dengan dengan   kendaraannya:  truk kayu, dam truck,  mobil box (warna biru), Rocky. Dia  bisa  menyetir   berbagai jenis  mobil, baik mobil kecil hingga  truk.   Sebelum 
  14. Pater Waser Sebagai  guru Bahasa Latin. 
  15. Pater waser sangat peka.  Ketika  ada  kecelakaan  bis Sinar 99  di Wae  Jejor  pada suatu sore Minggu,  di tahun 1990   dia  turut membantu  mengevakuasi  korban. Saya    turut  hadir di Wase Jejor saat itu. Bus  Sinar  99  datang  dari Labuan Bajo saat itu. 
  16. Pater  Waser  sebagai  Bapa Asrama : kontrol semua anak,  untuk  anak laki - laki, beliau masuk sampai kamar  mandi, cek  harus  mandi telanjang.
  17. Pater Waser menghadiahkan saya  uang  karena saya  menjawab pertanyaannya  soal keuangan.
  18. Pater Waser  pergi ke Kuwu dan pulang ke Wangkung menggunakan mobil.
  19. Pater Waser menerapkan  keadilan: lunas bayar uang sekolah dan asrama, maka akan pergi piknik ke Reo, yang  tidak lunas  tinggal di asrama.
  20. Pater Waser  dan  gerakan pemberdayaan umat  (memdirikan  bengkel  St. Klaus), mendirikan  kursus pertanian.
  21. Pater Waser memberikan upah yang layak untuk para pekerja, termauk untuk anak-anak sekolah yang  bekerja  mengisi  liburan untuk  bekerja di bagian bangunan atau   penangkaran behih kayu untuk penghijauan   atau  di  bengkel. Saya  pernah ikut  kerja dalam rangka membantu  melunasi uang sekolah / uang asrama.  Tahun 1993, saat  tamat SMA   saya  ikut  proyek  membangun  gedung  SMP  Wae Mokel di Wae Lengga.  Selain membangun   Gedung SMP, karya  kemanuissan  lain  Pater Waser  di Paroki Wae Lengga  adalah   membangun Kapela di  Lete. 
  22. Pater  Waser memmanjakan kami dengan fasilitas yang luar bias: kusi meja dengan lacinya  dari kayu piliham:  mahoni?. 
  23. Pater  Waser dikenal luas, termasuk oleh pemerintah. Ibu Nafsiah Mboi berkunjung ke St. Klaus, Dia  minta supaya  Dinas Kabupaten Manggarai  mengizinkan angkatan pertama SMA St. Klaus  untuk ujian di Kuwu tanpa  harus ke  Ruteng  untuk  ikut  ujian akhir di SMAN Ruteng. Saat itu status SMA St. Klaus adalah sekolah titipan SMAN I Ruteng. 
  24. Pater Waser pelobi ulung   mendirikan Novisiat  SVD  di Kuwu padahal  SVD provinsi Ruteng  sudah merencanakan untuk membangunnya di Sengari  Reo.
  25. Pater Waser Memberikan pendidikan sex   via  menonton film . Anak-anak dibawa ke Wangkung. nonton di sana. 
  26. Pater Waser mengingkatkan mutu pendidikan:  Mendatangkan guru yang berkualitas   (Pa....Ontol, ayahnya   Benrti Ontol)  untuk mengajar  Matematika anak-anak pada sore hari  (A....dari SMAN 2 Ruteng )
  27. Pater  Waser  mengganji karyawan dengan  standar  yang lebuh baik.
  28. Pater Waser mengizinkan anak-anak untuk bekerja   di Kuwu  untuk mencari  uang saat  libur. Dibayar dengan gaji yang  lumayan  bagus.
  29. Bengkel Mobil di Kuwu
  30. Kotbah di Gereja St. Klaus  Kuwu: di "Di mana  ada  bangkai  di situ ada  burung nazar" 
  31. SMP St. Klaus diserahkan ke  Keuskupan:  Iklas atau paksa?
  32. Pater Waser mendirikan  SMP St. Klaus  Werang tahun 1999  (?)  dan  SMA St. Klaus Werang tahun  2002 (https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/F4A9DAD7CDDD02FFDB79). 
  33. Pater Waser sakit  dan dirawat di RS  Saint  Carolus Jakarta
  34. Pater Waser ke  Swiss  dan pulang  dari swiss,  tinggal di JABODETABEK sebentar lalu ke Manggarai pada  tahun 2022. 
  35. Pater Waser  ketemu Uskup Ruteng  dan Uskup Agung Ende. 
  36. Pater Waser masuk RS. Ben Mboy  Ruteng   pada Agustus 2023. 
  37. Pater Waser kritis  dan meninggal dunia, Kamis, 7 September 2023. 




___________

Pater Geradus Mezember, SVD



Awal Muda Berkenalan dengan Pater Waser SVD.




Saya   masuk SMP  St. Klaus   tahun  1987. Mengapa  saya  sekolah di St. Klaus  Kuwu?  Ini bukan bukan kemauan saya sendiri tetapi  lebih merupakan  kemauan bapa saya Gaspar Ngganggu (almarhum).  Boleh jadi  bapa saya menghendaki saya mengenyam pendidikan  yang  baik. Entah kapan bapa saya  mengenal Pater Waser,SVD. Dugaan saya  boleh jadi pada tahun 1983  ketika Pater Waser membangun  gereja Paroki  Hati Kudus Tuhan Yesus  Golowelu. Gereja  Golowelu dibangun tahun 1983. Pada saat peletakan batu pertama,   menurut   kisah yang  saya terima,  rencananya ada  tiga orang Pastor yang  hadir yakni Pater Frans  Meszaros, SVD (pastor Paroki Ranggu. Golowelu saat itu  merupakan bagian dari Paroki Ranggu), Imam muda, Pater Marsel Agot, SVD  (yang baru selesai ditahbiskan di Golowelu saat itu)  dan Pater Waser, SVD.  Namun, pada  kenyataannya, ternyata  Pater  Waser, SVD  tidak  hadir  karena  ada kesibukan di tempat lain. Pada salah satu siku gereja Golowelu ada  tulisan  Tukang Wangkung, suatu refensi untuk paroki Pater Waser  berkaya. Saya menduga   bapa penasaran dengan Pater Waser maka ketika  mendengar bahwa  Pater Waser membuka  SMP  di  Kuwu, bapa merekomendasikan saya  untuk  belajar di sana.
Pada  pertengahan Juli 1987 saya  menuju ke Kuwu. Kami singgah  di rumah  keluarga di Langkas. Kam   jalan kaki  ke   Kuwu. Kami singgah  di Purang  untuk membeli peti yang dipajang di pinggir jalan  dekat  gerbang masuk  SDI  Purang. Saya  ingat  peti saya  berwarna merah.  Saya ingat baik saat itu  kami membawa sapu ijuk dan sapu lidi juga.  Ketika  kami  tiba di asrama St. Klaus, kami harus menunggu. Kami ditempatkan di  ruangn paling Timur, yakni ruang G.  Wow.... kami ternyata  belum terdaftar, tapi menariknya kami diizinkan untuk tinggal  di asarama  untuk selanjutnya  bisa mengikuti proses pembinaan dan kegiatan belajar di sekolah. Saya dan saudara saya , Leo Dunu ternyata  belum didaftarkan.  Kami didaftarkan saat  penataran  P4 dimulai. Pa Alo  Badal mendaftarkan  kami berdua  dan memasukkan kami di kelas ID. Saat itu kelas 1 SMP  memiliki  4 paralel, kelas 1S,1B,1C dan ID.  Saat itu kami dikelompokkan berdasarkan  region. Kelas  IA  dan  IB  umumunya anak-anak  Paroki  sekitar  paroki Wangkung, semakin ke  kelas D, semakin  jauh dari Wangkung, termasuk kami berdua. Di kelas kami,  1D  siswa -siswi sangat plural dari  wilayah, ada Edu Nabu dan Petrus Panta Pati , Leo Dunu  dari   Kec. Komodo saat itu, ada Thomas Aquinas Baur, Ony Lete dan Edwin Persely dari Kecamatan Elar, ada Maksi Adil, Belasius Bot, Adrianus Magung,  Robertus Belarminus Lawur,  Rigo Rubianto  dari Kecamatan Cibal,   Frans Jelano dari Kajong, Reok, Kuintus  Kutar, Plasidus Papi  dari Borong,  Rony  Suwardi, Aloysius  Birman, Ernes Jelita   dari  kecamatan Lambaleda.  Marta Merdi Kalam dari  Lidang, Watu Alo,  Emilia Media  dari  (?) dari Satarmese.  Kamu berbaur  dan saling belajar.   Ketika kami  berproses dan berinterasksi dengan teman- teman dan para  guru, Pater  Waser memberikan  roh pada  pendidikan  dan kehidupan berasrama  kami.  Hampir   setiap  sore  Pater memonitoring kegiatan kami, termasuk saat  mandi  sore. Pater  menghendaki  agar kami memiliki keterbukaan  dan pengenalan diri yang baik  sebagai pribadi   dan  juga kepada sesama. Di asrama, kami ditekankan  untuk  mandi  pakai  shower (air dari pipa yang dilubangi  kecil sehingga  bisa memancarkan air dengan  intnsitas kecil, tidak terlalu  boros  bila dibandingkan mandi  langsung di keran atau menggunakan  gayung. Menurut Pater Waser, mandi menggunakan shower  lebih  hemat daripada menggunakan keran   atau  gayung.  
Untuk barang - barang kebutuhan sekolah, seperti pakian seragam, baju olahraga, alat tulis menulis,  kami membelinya  di  Koperasi sekolah yang terletak di  dekat   ruangan A. . Sr. Maria Franseska, PRR  melayani kami saat itu. 

Di suatu sore Sabtu, saya   mendengar  kae-kae  kelas 3 (Kae Hery Beking cs) memainkan  lagu kesayangan  mereka saat itu, tembang  kenangan  saat melepaskan frater TOP  pertama   di SMP St. Klaus , yang  kembali melanjutkan studi di Seminari Ritapiret  dan STFK Ledalero , Frater Alex Armanjaya. Saya  tak  mendapat momen  ketika Frater  Alex ada di sana  tetapi  bila diperhatikan lirik lagu itu, tampak bahwa  Frater Alex  begitu disukai oleh anak-amak. Beikut  lirik tembang perpisahan itu: 1). Momang, momang e , momang  Frater Alex ami ge ( 2x) , Ngo belajar  kole , ngo belajar kole  eta  Ritapiret.  2). Mai ite ge, mai cama dere dite . (2x).  Tenang  frater Alex   (2x) kole le  Ritapiret. 

Ketika penataran  Pedoman  Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)  selesai, kegiatan belajar mengajarpun dimulai. Pelajaran agama Katolik diampu oleh  Pater Geradus Mesember, SVD. Beliau sudah sepuh saat itu  tetapi   tetap melayani umat, baik sebagai  guru  agama  untuk anak -anak SMP  maupun  untuk  melayani umat  stasi St. Klaus  Kuwu saat misa  Hari Minggu dan hari  besar  Katolik lainnya.  Pater Geradus Mezember,SVD   merayakan Pancawindu /Emas  (?) Imamamtnya di Gereja  St. Klaus  Kuwu lalu  resepsinya dilaksanakan di Aula   Asrama Putri. Saat perayaan itu  beliau memilih tema:  Magnificat Anima Dominum  (Jiwaku memuliakan Tuhan).  Selain Pater Gradus, tentu ada banyak  guru lain, seperti Pa   Alo Badal  sebagai  Pendidikan Moral Pancasila (PMP)  yang  searang  berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Juga  ada  Pa Kanis Tunti  dari Kajong, Reok, Pa Kanis  sebagai  guru Matematika. Pa Kanis  tidak terlau lama  mengajar kami , mungkin hanya  sebulan lalu  beliau pindah ke tempat lain.  Selanjutnya  pelajaran Matematika diampu oleh Pa Stanis Dalis, lalu  oleh Pa  Albinus Gaur karena  Pa Satnis  Dalis   fokus  mengajarkan Fisika.  Pelajaran Bahasa Inggris diampu oleh Pa Yoseph Jehanus.  Pelajarwn Biologi diampu oleh  Pa Leo....... dari Elar. Pada  Desember 1987, saat libur  Natal, beliau  berlibur ke Elar dan mengalami kecelakaan kendaraan, beliau  tewas saat itu.  Natal yang seharusnya  gembira  bagi kami berubah menjadi  duka karena kepergian beliau.  Bidang  studi Sejarah diampu oleh Pa Alo Jemahir. Pelajaran sejarah  menjadi menakutkan  bagi anak-anak yang tidak siap   karena   bila   tidak  bisa menjawab pertanyaan maka  akan dijewer berupa  sambut di pelipis akan ditarik ke atas.  Bisa  dibayangkan  bagaimana sakitnya.  Kebodohanya memang  beresiko menyakitkan.  Tetapi  tentu  untuk mengubah orang  tidak harus dengan  kekerasan  fisik seperti ini.  Kemudian ada Pak Mikael Muras  yang  mengajar  geografi. Ada Pa  Matias Madu yang mengajar Bahasa Indonesia.   Di kelas  2 Pa Matias  menerapkam cara metode  belajar siswa aktif kepada kami (CBSA).  Kami diminta  untuk  mempersiapkan materi  lalu mempresentasikan itu kepada  teman-teman, kami sebagai murid  lalu   Pa  Matias  akan  meluruskan bila  ada  yang salah dari apa yang kami ajarkan.  Pa  Yakobus Elwis Derom  mengajarkan kami Pelajran Olahraga. Ketika  Pa Leo - guru biologi meninggal) - Pa Yakobus  (Jack)   mengajar  Biologi  juga.  Ketika kami kelas I,  Sr. Philomena,PRR  yang menjadi kepala sekolah.  Dalam perjalanan waktu,  Pater Geradus Mezember, SVD semakin tua. Meskipun demikian,  beliau tetap  berusaha memberikan pelayanan terbaik.  Beliau  jalan kaki dari pastoran   yang terletak di sebelah  barat susteran. Saat itu Pastoran  dan  susteran masih  merupakan bangunan rumah sederhana yang  terletak di dekat pekuburan Kuwu. Pater Geradus semakin sepuh. Meskipun demikian dia tetap melayani, sampai suatu  pagi hari Minggu, beliau  jatuh di altar saat mempersembahkan  misa bersama  umat.  Pa Bene Gara - katekis  - dan ajuda serta umat  segera  menolong. Om Rius - sopir Pick Up St. Klaus  segera mengambil mobil  dan  mengantar Pater Geradus Mezember, SVD  ke  RS St. Rafael Cancar untuk dirawat di sana.  Setelah dirawat  beberapa  waktu,  Pater  Geradus Mesember, SVD  akhirnya meninggal dunia. Jenasahnya disemayamkan di Gereja St. Klaus  Kuwu . Lalu misa  requiem dilaksanakan di Gereja   Kuwu  sebelum akhirnya  beliau dimakamkan di   pekuburan  dekat jalan menuju susteran PRR  yang baru  selesai dibangun saat itu.  Pasca  Pater  Geradus Mezember, SVD meninggal dunia,  ada  suasana   cukup menyedihkan bagi  St. Klaus. Yayasan rupanya  tidak mengantisipasi dengan baik soal regeberasi  guru agama Katolik.  Kepergian Pater Geradus  Mezember, SVD mendatagkan kekalutan untuk  Yayasan dan anak-anak.  Yayasan  tidak sempat mempersiapkan  guru  agama  dengan kompetensi sepadan. Maka  untuk  kelas I ditunjuklah Sr. Maria  Franseska,PRR untuk mengampu pelajaran agama Katolik.  Sebelumnya  suster  Maria Franseska,PRR  melayani di Komerasi sekolah. Sekarang harus  mengajar. Ini tentu punya tantangan tersendiri, apalagi  bila anak-anak  mengajukan pertanyaan kritis. Kemudian. di kelas  kelas yang  lain, para senior Yayasan harus turun tangan, yakni Pa Bene Gara  dan Pa Niko Tonda Moa'. Keduanya merupakan Katetis Paroki. Pa Bene Gara merupakan Katekis di Stasi Kuwu  sambil menunaikan tugas utamanya sebagai  Guru /  Kepsek (?)  di SDK Wae Mbeleng.  Lalu Pa Niko Tonda Moa merupakan katekis di Paroki Wangkung sambil  menjadi Kepala Sekolah  (?) di SDI Purang.  Saat itu Pa Bene mengajar di kelas 2 SMP  dan Pa Niko Tonda Moa  mengajar di kelas 3 SMP.  

Saat itu Sr. Pholomena mengajarkan pelajaran Pendidikan  Kesejahteraan Keluarga  (PKK), sekaligus  menjabat sebagi kepala sekolah SMP.  Suster Philo  mengajarkan kami bagaimana  membuat tas dari   ranting aur (gurung)  yang dipotong  pendek lalu dirangkai menjadi  tas  dengan   menggunakan senar sebagai penghubungnya. Asyik  juga  kegiatan itu. Beberapa  waktu kemudian, setelah masa  tugasnya selesai,  diganti oleh  Pa  Donatus  Gaut. Dalam pelajaran PKK   Sr. Philomena,PRR  mengajarkan   sikap well groomed  kepada  kami,  cara merawat pakaian, cara menata keuangan, termasuk membicarakan pentingnya menabung.  Di asrama ada Pa Maksimus Mbangur, Pa Zaka  Genggo   dan  Pa David Jaik. Pa  David  Jaik merangkap  juga sebagai  guru Kesenian  (Seni Suara ). Pa David  pintar bermain  gitar  dan membirama (dirigen).  Beliau sering memimpin koor anak sekolah saat misa di Gereja St. Klaus Kuwu. 

Dalam perjalanan waktu beberapa  guru  pindah ke tempat lain, termasuk Pa Alo Jemahir, Pa Mikael Muras. Posisi  guru sejarah  dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)  diisi oleh Pa Konstantinus Aman.  Guru - guru  yang lain juga  datang  yakni Pa  Herman Jehadut, Pa Abdon Mos. 

Lalu Pa David Jaik fokus di asrama  dan  guru  musik diserahkan ke Pa  Leo Sugiono. Pada tahun 1988,  beberapa  guru dari Yoyakarta datang memperkuat barisan  guru dan asrama. Mereka adalah Pa  Markus Sarjana, Pa  Leo Sugiono dan  Pa Edy.     Pa Markus  mengajar Matematika sekaligus merangkap guru Bap Asrama. . Pa Pa  Leo Sugiono mengajar  musik sekaligus  mernagkap  Bapa Asrama.  Pa Edy  mengajar  Fisika. 

Waktu  terus   melaju. Pa  Maksi Mbangur  melanjutkan stusi di STKIP Ruteng.  Asrama  putra ditangani oleh Pa Leo,  Pa Markus,  Frater Anton  Suparno. Frater Anton berasal dari Jawa tapi melamar untuk menjadi  frater Kesukupan Denpasar. Setelah mengenyam pendidikan  di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret  dan  STFK Ledalero  untuk  beberapa  waktu, dia   TOP  di Kuwu. Dia mengajar Pendidikan  agama Katolik.   Ketika  Fr. Anton Parno (?)  melanjutkan studi di  ST Ritapiret dan STFK Ledalero  dia  digantikan oleh Frater  Paul  Sumarwoto yang  juga  merupakan calon imam Keuskupan Denpasar.  Frater  Sumarwoto  seorang pendiam dan sangat mandiri. Konon sebelumnya dia mengambil kuliah sejarah  di   pulau kelahirannya, Jawa.  Selama  setahun  Paul Sumarwoto   menjadi bapa asrama di  di St. Klaus  lalu dia  melanjutkan studi ke Riapiret / STFK Ledalero. Di sekolah ada guru  baru yang masuk, yakni Pa Agavitus Kupu (?)  dari  Tado  Kolang. Pa Agavitus tidak  terlalu lama mengajar Bilogi  di St. Klaus  karena  dia   lulus tes PNS lalu dia menuju ke  tempat penempatan yang  baru.  Ketika kami kelas 3, Pa Donatus  Gaut  mengajar kami Bahasa Inggris  sekaligus merangkap Kepala Sekolah. 





Sejalan dengan tuntutan  zaman, guru - guru  mengupgradri  diri dalam bidang   pendidikan, maka Pa Maksi  melanjutkan studi di 



Ketika  mengenyam pendidikan di St. Klaus  Kuwu   saya  baru  mengenal dan  melihat  Pater Waser  lebih  dekat, ternyata   beliau ganteng,   berbadan  ramping   dan  bersuara  kecil  dan  budi bahasanya sangat halus. 

Catatan:  
  1. Suara Pater Waser, SVD sangat kecil. Beliau   rupanya  tidak  suka menyanyi.  Saya  tidak pernah mendengarkan beliau menyanyi, termasuk nyanyian prefasi saat misa.  (
  2. Sekolah punya kios koperasi tetapi anehnya kegiatan koperasinya  tidak ada.  Tolong  berdayakan siswa - siswi dalam menjalankan Koperasi  ini, bukan hanya sekedar nama,  tapi  nnama itu  harus diberi isi. 
  3.  Sekolah  harus  membuat agenda tahunan / semesteran, termasuk  mempromosikan sekolah ke paroki - paroki / instansi  pemerintah   melalui kegiatan budaya, olahraga, liturgi / katekese.  Energi anak-anak sangat  besar, maka perlu   disalurkan  melalui  berbagai kegiatan positif.  Bila ini terjadi,  tentu anak-anak tidak   iri dan melirik  kegiatan lain di luar  sekolah, misalnya dengan  membolos  untuk kegiatan  olahraga  saat Paskah atau  Natal  atau Pentekosta di suatu  Paroki di Manggarai Raya. 



Selasa, 12 September 2023

PATER WASER - INFO DARI MEDIA -

  PATER WASER - INFO DARI MEDIA - 

Anton Waser Obituary, Anton Waser Has Passed Away