KESAN ORANG TENTANG PATER WASER, SVD
Kesan orang tentang Pater Waser, SVD
https://www.youtube.com/watch?v=StN3qeWwL6w
1. Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat,SVD
Pater Waser, SVD orang yang suka bekerja keras.
Pater Waser, SVD seorang visoner.
Pater Waser,SVD seorang pendidik. Dia membuka sekolah berasrama. Asrama merupakan tempat untuk membangun kharakter yang positif.
Pater Waser seorang disiplin, taat aturan.
2. Pater Provinsial SVD Ruteng, Pater Paulus Djogo Tolo, SVD
Pater Waser, SVD merupakan sahabat bagi Pater Paulus Djogo Tolo. Pater Paulus menjadi sahabat bagi Pater Waser dengan konunitas SVD, terutama ketika relasi Pater Waser, SVD dengan pimpinan SVD Provinsi Ruteng saat itu ( 1993) kurang bagus. Pater Paulus berperan sebagai jembatan antara Pater Waser, SVD dengan pimpinan Novisiat Kuwu dan Pimpinan SVD Provinsi Ruteng.
3. Melania Jita Nura (Istinya Kordy Jerumat) (Disampaikan pada Sabtu, 21 Oktober 2023, saat misa 40 hari pater Waser, SVD di rumah mereka di Perum Grand Regency, Jln. Grand Gegency VIII, Blok C 4 No. 14), sekitar pkl 20.00 - 20.30 am).
Pater Waser, SVD tinggal di rumah Melania dan Kordy selama kurang lebih 2 Minggu. Itu sebelum pergi ke Swiss dan setelah beliau pulang dari Swiss. Melani melayani Pater dengan penuh kasih sayang, layaknya merawat orang tua sendiri. Berikut kesannya tentang Pater Waser, SVD:
- Rahasia umur panjang. Pater Waser mencapai usia 94 tahun (1929 - 2023). "Apa rahasia umur panjangnya pater?" tanya Melani kepadanya. " Rahasia umur panjang itu adalah banyak memberi. Dengan memberi ada kegembiraan dan banyak orang mendoakan saya," jawab Pater saat itu demikian Melani mengulangi apa yang Pater sampaikan. ; Selain itu salah satu rahasia umur panjang Pater Waser adalah berhenti makan sebelum kenyang. Bila Pater mengambil makanan, beliau bertanggung jawab dengan cara menghabiskan makanan yang diambilnya. Pater tidak membuang - buang makanan.
- Konsisten., pegang kata-kata (janji). Pater Waser sangat konsisten. Apa yang diucapkan dari mulut akan dicamkan dan diingat serta ditagih. Bila tidak, orang akan itu sangat dibenci /diacuhkannya, siapapun, termasuk pimpinan sekalipun (Provinsial). Bagi Pater, janji adalah utang. Pernah Alumni menjanjikan mobil karena beliau merasa masih membutuhkan itu. Janji itu dia kejar. Beberapa alumni di Jakarta kelimpungan dengan hal itu. Akhirnya dicarikan jalan dengan menghubungi beberapa alumni yang memiliki rezeki dan akhirnya berhasil mengumpulkan dana demi membeli mobil yang dimintanya. Melani juga janji untuk datang ke ke tempat istirahat Pater di Longko, Wangkung untuk menjenguknya. Dia telepon dan menagih kapan datang.
- Berpikir lalu berbuat (melakukan aksi). Pater Waser berpikir besar lalu beliau berani mengeksekusikan apa yang dipikirkannya itu. Pater Waser tidak suka berdiskusi banyak.
- Suka ordo OFM Capusin tetapi terdampar di Ordo SVD karena SVD saat itu mengiming-iming untuk mengirimkannya untuk studi Bahasa Inggris lalu ditempatkan di negara yang berbahasa Inggris di Eropa. Namun begitu selesai ditahbiskan, beliau tunggu kesempatan untuk studi Bahasa Inggris namun tak kunjung datang. Beliau sempat menjadi provinsial SVD di Swiss.
- Berkemauan keras.
- Kerohaniannya sangat kuat. Malam- malam berdoa. Sekitar pkl 12.00 am - 02.00 am, beliau bangun untuk berdoa.
- Sangat ekspresif kalau marah.
- Tidak mau berhutang budi. Melani memberi sesuatu ketika beliau mau ke Longko, Wangkung. "Pater oleh - oleh ini dibuka ketika Pater sudah tiba di Longko," pesan Melani. Itu dilakukannya. Lalu beliau telepon supaya apa yang diberikan melani dikembalikan kepadanya. Melani menolaknya. Tapi Pater tetap memaksa. "Kalau Pater tetap ngotot, saya tidak mau menelepon Pater lagi dan Pater tidak boleh menelepon saya," anca Melani. Akhirnya beliau mengalah. "Ia sudah kalau memang kamu berkeberatan," jawab Pater sebagaimana ditutur langkan oleh Melani.
- Meminta untuk membantunya ke Swiss lagi untuk memberi obat, yakni batu yang ditenukannya untuk mengobati kakaknya. Sekaligus meminta untuk main ke Jakarta lagi. Tetapi Melani menolaknya karena kuatir terjadi apa-apa, sekaligus kuatir bila menyalahi aturan komunitas SVD Provinsi Ruteng.
- Meminta maaf. Saat ke Swiss beliau janjikan membelikan arloji Swiss utuk Melani. Tetapi ternyata tidak ada karena di sana beliau tidak sempat ke mana- mana, malah stress ketika di sana. Ketika kembali dan tiba di Jakarta/ Bekasi beliau merasa berslah. Dia minta maaf. Ternyata arloji swiss dia sempat janjikan kepada orang lain juga. Dia minta Melani untuk membantunya mengurangi bebean psikologisnya kepada orang yang dijanjikan arloji itu. Melani ke Mall untuk membeli arloji merk swiss lalu diberikannya kepada Pater. Belia sangat gembira dan berterima kasih kepada saya (Melani).
- Kukuh dengan pendirinya. Malaikat pencabut nyawa (?). Ada beberapa orang yang yang berkonfrontasi dengannya, termasuk sesama kaum berjubah. Mereka berbeda pendapat soal kepemilikan dan management Sekolah St. Klaus Kuwu. Beberapanya bisa disebut Pater Martinus Toke, SVD yang sempat menjabat sebagai Kepsek SMA St. Klaus tahun 1990- an. Lalu Rm. Zaka Jehadun, Pr Deken Kuwu sekaligus Pastor Paroki Kuwu. Pater Martinus Toke, SVD dan Rm. Zaka berani melawan kebijakan Pater Waser, SVD terutama berkaitan dengan managemen Paroki dan sekolah. Rm. Zaka meminta aset Paroki St. Klaus dibagi, terutama fasilitas -fasilitas berupa mobil, mesin -mesin bengkel St. Klaus. Beberapa waktu kemudian Pater Martinus Toke, SVD dan Rm. Zaka Jehadun,Pr meninggal dunia. Kemudia Sekolah St. Klaus Kuwu diserahkan lagi kepada Pater Waser, SVD. Tetapi beliau terlalu tua untuk mengurus semua itu dengan baik. Setiap orang yang berkonfrontasi dengan Pater Waser, SVD, Pater selalu benar, lawannya cenderung kalah bahkan meninggal dunia. Jadi, jangan sekali kali mencari masalah dengan Pater Waser, SVD. Kalau mau mencari maslah dengan Pater, pastikan secara fisik dan mental anda sehat dan kuat, sebab bila tidak anda akan stress, sakit lalu mati. Sementara Pater Waser sendiri i, fisik dan mentalnya sangat kuat.
- Memiliki indra keenam? Pater tidak membaca koran atau menonton televisi atau menggunakan HP canggih. tetapi beliau bisa mengetahui banyak hal. Beliau bisa mengetahui sesuatu sebelum itu terjadi. Beliau bernah mengatakan bahwa ada perang di Eropa, ternyata ada perang Ukraina dengan Rusia.
- Selain itu Pater sangat strict, bila A ya A,. Bila dia dapatkan kelemahan irang maka ia tdk oetcaya lagi, contoh Adel, Om Laurens Jarut .Ini menurut saya dan Kordy soal sikap tegas. Pater pegang kata - kata. Bila tdk ditepati maka dia tidak akan dipercayainya. Pater tidak akan menghargai orang itu pemimpin ordo sekalipun.
- Malaikat pencabut nyawa. Hati - hati bila berkonfrontasi dengan Pater Waser. Beberapa pastor yang berkonfrontasi dengan Pater Waser, SVD, biasanya cepat meninggal. Pater Martinus Toke, SVD, sempat menjabat kepsek SMA at. Klaus. Pater Martinus Toke, SVD meninggal lebih cepat. Lalu Rm. Zaka Jehadun, yang menjabat sebgai deken Kuwu dan pastor Paroki Kuwu. Rm. Zaka meminta pembagian aset Kuwu, termasuk mobil dan mesin - mesin di Bengkel Kuwu. Tetapi ternyata Rm. Zaka tidak mampu mengolah aset-aset itu. Kemudian Rm. Zaka sakit lalu meninggal. Kemudian aset itu dikembalikan kepada Pater Waser, SVD. atas dasar ini Pater Waser diasumsikan sebagai malaikat pencabut nyawa.
JPS, 23 Oktober 2023.
Pesan Pater Waser, SVD
Pada tanggal...... , Pater Waser, SVD sakit dan dirawat di RS Saint Carolus Jakarta. Alumnus St. Klaus, meminta pesannya saat itu. Berikut suaranya:
Tetap sehat, dan tetaplah berjuang . Jangan mundur dalam segala kesulitan. Jaga agama dan tetap aktif. (Disalin di JPS, pada Rabu, 13 September 2023.
____
Pater Waser sangat Manggarai. Dia merancang bangunan Sankla sebagai Lodok.
JPS, 17 September 2023.
_______
AKU TERKENANG PATER WASER,SVD
- Tahun 1983 Pater Waser mulai membangun gedung dan asrama SMP St. Klaus Kuwu. Lalu tahun 1988 membangun gedung dan asrama SMA St. Klaus Kuwu. Bangunan gedung sekolah SMP dan SMA berbentuk Lodok, filosofi pembangian tanah orang Manggarai.
- Bulan Juli 1987. Aku dan bapaku menuju ke SMP St. Klaus di Kuwu.
- Pater Waser dengan bangunannya: sekolah, bengkel dan Gereja
- Pater Waser dan relasinya, Mgr. Vitalis Djebarus, SVD, Mgr. Van Bekkum. SVD, Pater Geradus Mazember, SVD dan para pastor lokal seperti Pater Gabriel Mite, SVD dan para pastor tamu yang melayani misa sore di Geraja St. Klaus Kuwu (Pater Blasius Woda Pale, SVD). Mgr. Edu Sangsun, SVD , Mgr. Hubert Leteng,Pr.
- KOTBAH PATER WASER di GEREJA KUWU - saat misa sore: "DI MANA ADA MAYAT, DI SITU BURUNG NASAR BERKERUMUN (BERKUMPUL) (MAT 24: 28; Luk 17: 37 (JPS, 12 Juli 2024) . Itu satu-satunya kotbah beliau yang saya ingat saat SMP (SMA) - saat misa soe. Mengundang komunitas suster PRR ke Kuwu
- Mengundang komunitas Bruder SVD ke Kuwu (Bruder Daniel Modok, Br. Paul, Bruder Valens Halim).
- Banyak berpikir dan bekerja tapi sedikit berbicara, sekaligus suaranya kecil.
- Sangat santun, bila marah marah dengan terhormat. Orangnya sangat konsisten. Pater Waser sangat memberdayakan umat. Sejauh maslah itu bisa diatasi umat, dia serahkan itu kepada umat. Bila tidak dia baru berpikir mencari ide alternatif. Ini bisa terlihat dari karyawan yang direkrutnya.
- Mengundang para profesional seperti Rudy Ndoen (Ende), Ibu Rosa Dalima (Bajawa), Ibu Maria (Isri Pa Rudy Ndoen), Pa Fedy ( Menado).
- Pater Waser menerima tamu (donatur) yang memberikan donasi untuk mendukung proyek kemanusiaannya di Manggarai. Saat itu rupanya tamu itu fasih berbahasa Inggris dan butuh penjelasan yang mendalam mengenai proyek yang dikerjakan Pater Waser di Manggarai. Saat itu salah satu guru yang Bahasa Inggrisnya fasih adalah Pa Hendrik Sandur, orang Lamba Ketang. Hari itu Pa Hendrik izin dari tugas mengajar karena menemani tamu (donatur) yang hendak memonitor proyek yang dijalankan Pater Waser di Manggarai. Pa Hendrik mengantar tamu ke Lembor saat itu. Betapa nahagiannya Pa Hendrik ketika melayani mereka. Kami yang mendengar kisahnya di ruang kelas diam menyimak apa yang disampaikankan sambil membatin semoga kami bisa berbahasa Inggris seperti Bapak ini.
- Membuka diri terhadap guru-guru dari wilayah lain: Agus Bayo Muda (Adonara ?), Pa Markus Sarjana, Pa Leo, Pa Edy, Pa Pram (Jawa),
- Merawat saya di Paroki Wangkung saat sakit : Pater Waser sangat sederhana. Saat itu ketemu juga dengan Pater Alen, SVD, pastor paroki Pacar.
- Pater Waser sangat skillfull dengan dengan kendaraannya: truk kayu, dam truck, mobil box (warna biru), Rocky. Dia bisa menyetir berbagai jenis mobil, baik mobil kecil hingga truk. Sebelum
- Pater Waser Sebagai guru Bahasa Latin.
- Pater waser sangat peka. Ketika ada kecelakaan bis Sinar 99 di Wae Jejor pada suatu sore Minggu, di tahun 1990 dia turut membantu mengevakuasi korban. Saya turut hadir di Wase Jejor saat itu. Bus Sinar 99 datang dari Labuan Bajo saat itu.
- Pater Waser sebagai Bapa Asrama : kontrol semua anak, untuk anak laki - laki, beliau masuk sampai kamar mandi, cek harus mandi telanjang.
- Pater Waser menghadiahkan saya uang karena saya menjawab pertanyaannya soal keuangan.
- Pater Waser pergi ke Kuwu dan pulang ke Wangkung menggunakan mobil.
- Pater Waser menerapkan keadilan: lunas bayar uang sekolah dan asrama, maka akan pergi piknik ke Reo, yang tidak lunas tinggal di asrama.
- Pater Waser dan gerakan pemberdayaan umat (memdirikan bengkel St. Klaus), mendirikan kursus pertanian.
- Pater Waser memberikan upah yang layak untuk para pekerja, termauk untuk anak-anak sekolah yang bekerja mengisi liburan untuk bekerja di bagian bangunan atau penangkaran behih kayu untuk penghijauan atau di bengkel. Saya pernah ikut kerja dalam rangka membantu melunasi uang sekolah / uang asrama. Tahun 1993, saat tamat SMA saya ikut proyek membangun gedung SMP Wae Mokel di Wae Lengga. Selain membangun Gedung SMP, karya kemanuissan lain Pater Waser di Paroki Wae Lengga adalah membangun Kapela di Lete.
- Pater Waser memmanjakan kami dengan fasilitas yang luar bias: kusi meja dengan lacinya dari kayu piliham: mahoni?.
- Pater Waser dikenal luas, termasuk oleh pemerintah. Ibu Nafsiah Mboi berkunjung ke St. Klaus, Dia minta supaya Dinas Kabupaten Manggarai mengizinkan angkatan pertama SMA St. Klaus untuk ujian di Kuwu tanpa harus ke Ruteng untuk ikut ujian akhir di SMAN Ruteng. Saat itu status SMA St. Klaus adalah sekolah titipan SMAN I Ruteng.
- Pater Waser pelobi ulung mendirikan Novisiat SVD di Kuwu padahal SVD provinsi Ruteng sudah merencanakan untuk membangunnya di Sengari Reo.
- Pater Waser Memberikan pendidikan sex via menonton film . Anak-anak dibawa ke Wangkung. nonton di sana.
- Pater Waser mengingkatkan mutu pendidikan: Mendatangkan guru yang berkualitas (Pa....Ontol, ayahnya Benrti Ontol) untuk mengajar Matematika anak-anak pada sore hari (A....dari SMAN 2 Ruteng )
- Pater Waser mengganji karyawan dengan standar yang lebuh baik.
- Pater Waser mengizinkan anak-anak untuk bekerja di Kuwu untuk mencari uang saat libur. Dibayar dengan gaji yang lumayan bagus.
- Bengkel Mobil di Kuwu
- Kotbah di Gereja St. Klaus Kuwu: di "Di mana ada bangkai di situ ada burung nazar"
- SMP St. Klaus diserahkan ke Keuskupan: Iklas atau paksa?
- Pater Waser mendirikan SMP St. Klaus Werang tahun 1999 (?) dan SMA St. Klaus Werang tahun 2002 (https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/F4A9DAD7CDDD02FFDB79).
- Pater Waser sakit dan dirawat di RS Saint Carolus Jakarta
- Pater Waser ke Swiss dan pulang dari swiss, tinggal di JABODETABEK sebentar lalu ke Manggarai pada tahun 2022.
- Pater Waser ketemu Uskup Ruteng dan Uskup Agung Ende.
- Pater Waser masuk RS. Ben Mboy Ruteng pada Agustus 2023.
- Pater Waser kritis dan meninggal dunia, Kamis, 7 September 2023.
___________
Pater Geradus Mezember, SVD
Awal Muda Berkenalan dengan Pater Waser SVD.
Saya masuk SMP St. Klaus tahun 1987. Mengapa saya sekolah di St. Klaus Kuwu? Ini bukan bukan kemauan saya sendiri tetapi lebih merupakan kemauan bapa saya Gaspar Ngganggu (almarhum). Boleh jadi bapa saya menghendaki saya mengenyam pendidikan yang baik. Entah kapan bapa saya mengenal Pater Waser,SVD. Dugaan saya boleh jadi pada tahun 1983 ketika Pater Waser membangun gereja Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Golowelu. Gereja Golowelu dibangun tahun 1983. Pada saat peletakan batu pertama, menurut kisah yang saya terima, rencananya ada tiga orang Pastor yang hadir yakni Pater Frans Meszaros, SVD (pastor Paroki Ranggu. Golowelu saat itu merupakan bagian dari Paroki Ranggu), Imam muda, Pater Marsel Agot, SVD (yang baru selesai ditahbiskan di Golowelu saat itu) dan Pater Waser, SVD. Namun, pada kenyataannya, ternyata Pater Waser, SVD tidak hadir karena ada kesibukan di tempat lain. Pada salah satu siku gereja Golowelu ada tulisan Tukang Wangkung, suatu refensi untuk paroki Pater Waser berkaya. Saya menduga bapa penasaran dengan Pater Waser maka ketika mendengar bahwa Pater Waser membuka SMP di Kuwu, bapa merekomendasikan saya untuk belajar di sana.
Pada pertengahan Juli 1987 saya menuju ke Kuwu. Kami singgah di rumah keluarga di Langkas. Kam jalan kaki ke Kuwu. Kami singgah di Purang untuk membeli peti yang dipajang di pinggir jalan dekat gerbang masuk SDI Purang. Saya ingat peti saya berwarna merah. Saya ingat baik saat itu kami membawa sapu ijuk dan sapu lidi juga. Ketika kami tiba di asrama St. Klaus, kami harus menunggu. Kami ditempatkan di ruangn paling Timur, yakni ruang G. Wow.... kami ternyata belum terdaftar, tapi menariknya kami diizinkan untuk tinggal di asarama untuk selanjutnya bisa mengikuti proses pembinaan dan kegiatan belajar di sekolah. Saya dan saudara saya , Leo Dunu ternyata belum didaftarkan. Kami didaftarkan saat penataran P4 dimulai. Pa Alo Badal mendaftarkan kami berdua dan memasukkan kami di kelas ID. Saat itu kelas 1 SMP memiliki 4 paralel, kelas 1S,1B,1C dan ID. Saat itu kami dikelompokkan berdasarkan region. Kelas IA dan IB umumunya anak-anak Paroki sekitar paroki Wangkung, semakin ke kelas D, semakin jauh dari Wangkung, termasuk kami berdua. Di kelas kami, 1D siswa -siswi sangat plural dari wilayah, ada Edu Nabu dan Petrus Panta Pati , Leo Dunu dari Kec. Komodo saat itu, ada Thomas Aquinas Baur, Ony Lete dan Edwin Persely dari Kecamatan Elar, ada Maksi Adil, Belasius Bot, Adrianus Magung, Robertus Belarminus Lawur, Rigo Rubianto dari Kecamatan Cibal, Frans Jelano dari Kajong, Reok, Kuintus Kutar, Plasidus Papi dari Borong, Rony Suwardi, Aloysius Birman, Ernes Jelita dari kecamatan Lambaleda. Marta Merdi Kalam dari Lidang, Watu Alo, Emilia Media dari (?) dari Satarmese. Kamu berbaur dan saling belajar. Ketika kami berproses dan berinterasksi dengan teman- teman dan para guru, Pater Waser memberikan roh pada pendidikan dan kehidupan berasrama kami. Hampir setiap sore Pater memonitoring kegiatan kami, termasuk saat mandi sore. Pater menghendaki agar kami memiliki keterbukaan dan pengenalan diri yang baik sebagai pribadi dan juga kepada sesama. Di asrama, kami ditekankan untuk mandi pakai shower (air dari pipa yang dilubangi kecil sehingga bisa memancarkan air dengan intnsitas kecil, tidak terlalu boros bila dibandingkan mandi langsung di keran atau menggunakan gayung. Menurut Pater Waser, mandi menggunakan shower lebih hemat daripada menggunakan keran atau gayung.
Untuk barang - barang kebutuhan sekolah, seperti pakian seragam, baju olahraga, alat tulis menulis, kami membelinya di Koperasi sekolah yang terletak di dekat ruangan A. . Sr. Maria Franseska, PRR melayani kami saat itu.
Di suatu sore Sabtu, saya mendengar kae-kae kelas 3 (Kae Hery Beking cs) memainkan lagu kesayangan mereka saat itu, tembang kenangan saat melepaskan frater TOP pertama di SMP St. Klaus , yang kembali melanjutkan studi di Seminari Ritapiret dan STFK Ledalero , Frater Alex Armanjaya. Saya tak mendapat momen ketika Frater Alex ada di sana tetapi bila diperhatikan lirik lagu itu, tampak bahwa Frater Alex begitu disukai oleh anak-amak. Beikut lirik tembang perpisahan itu: 1). Momang, momang e , momang Frater Alex ami ge ( 2x) , Ngo belajar kole , ngo belajar kole eta Ritapiret. 2). Mai ite ge, mai cama dere dite . (2x). Tenang frater Alex (2x) kole le Ritapiret.
Ketika penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) selesai, kegiatan belajar mengajarpun dimulai. Pelajaran agama Katolik diampu oleh Pater Geradus Mesember, SVD. Beliau sudah sepuh saat itu tetapi tetap melayani umat, baik sebagai guru agama untuk anak -anak SMP maupun untuk melayani umat stasi St. Klaus Kuwu saat misa Hari Minggu dan hari besar Katolik lainnya. Pater Geradus Mezember,SVD merayakan Pancawindu /Emas (?) Imamamtnya di Gereja St. Klaus Kuwu lalu resepsinya dilaksanakan di Aula Asrama Putri. Saat perayaan itu beliau memilih tema: Magnificat Anima Dominum (Jiwaku memuliakan Tuhan). Selain Pater Gradus, tentu ada banyak guru lain, seperti Pa Alo Badal sebagai Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang searang berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Juga ada Pa Kanis Tunti dari Kajong, Reok, Pa Kanis sebagai guru Matematika. Pa Kanis tidak terlau lama mengajar kami , mungkin hanya sebulan lalu beliau pindah ke tempat lain. Selanjutnya pelajaran Matematika diampu oleh Pa Stanis Dalis, lalu oleh Pa Albinus Gaur karena Pa Satnis Dalis fokus mengajarkan Fisika. Pelajaran Bahasa Inggris diampu oleh Pa Yoseph Jehanus. Pelajarwn Biologi diampu oleh Pa Leo....... dari Elar. Pada Desember 1987, saat libur Natal, beliau berlibur ke Elar dan mengalami kecelakaan kendaraan, beliau tewas saat itu. Natal yang seharusnya gembira bagi kami berubah menjadi duka karena kepergian beliau. Bidang studi Sejarah diampu oleh Pa Alo Jemahir. Pelajaran sejarah menjadi menakutkan bagi anak-anak yang tidak siap karena bila tidak bisa menjawab pertanyaan maka akan dijewer berupa sambut di pelipis akan ditarik ke atas. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya. Kebodohanya memang beresiko menyakitkan. Tetapi tentu untuk mengubah orang tidak harus dengan kekerasan fisik seperti ini. Kemudian ada Pak Mikael Muras yang mengajar geografi. Ada Pa Matias Madu yang mengajar Bahasa Indonesia. Di kelas 2 Pa Matias menerapkam cara metode belajar siswa aktif kepada kami (CBSA). Kami diminta untuk mempersiapkan materi lalu mempresentasikan itu kepada teman-teman, kami sebagai murid lalu Pa Matias akan meluruskan bila ada yang salah dari apa yang kami ajarkan. Pa Yakobus Elwis Derom mengajarkan kami Pelajran Olahraga. Ketika Pa Leo - guru biologi meninggal) - Pa Yakobus (Jack) mengajar Biologi juga. Ketika kami kelas I, Sr. Philomena,PRR yang menjadi kepala sekolah. Dalam perjalanan waktu, Pater Geradus Mezember, SVD semakin tua. Meskipun demikian, beliau tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik. Beliau jalan kaki dari pastoran yang terletak di sebelah barat susteran. Saat itu Pastoran dan susteran masih merupakan bangunan rumah sederhana yang terletak di dekat pekuburan Kuwu. Pater Geradus semakin sepuh. Meskipun demikian dia tetap melayani, sampai suatu pagi hari Minggu, beliau jatuh di altar saat mempersembahkan misa bersama umat. Pa Bene Gara - katekis - dan ajuda serta umat segera menolong. Om Rius - sopir Pick Up St. Klaus segera mengambil mobil dan mengantar Pater Geradus Mezember, SVD ke RS St. Rafael Cancar untuk dirawat di sana. Setelah dirawat beberapa waktu, Pater Geradus Mesember, SVD akhirnya meninggal dunia. Jenasahnya disemayamkan di Gereja St. Klaus Kuwu . Lalu misa requiem dilaksanakan di Gereja Kuwu sebelum akhirnya beliau dimakamkan di pekuburan dekat jalan menuju susteran PRR yang baru selesai dibangun saat itu. Pasca Pater Geradus Mezember, SVD meninggal dunia, ada suasana cukup menyedihkan bagi St. Klaus. Yayasan rupanya tidak mengantisipasi dengan baik soal regeberasi guru agama Katolik. Kepergian Pater Geradus Mezember, SVD mendatagkan kekalutan untuk Yayasan dan anak-anak. Yayasan tidak sempat mempersiapkan guru agama dengan kompetensi sepadan. Maka untuk kelas I ditunjuklah Sr. Maria Franseska,PRR untuk mengampu pelajaran agama Katolik. Sebelumnya suster Maria Franseska,PRR melayani di Komerasi sekolah. Sekarang harus mengajar. Ini tentu punya tantangan tersendiri, apalagi bila anak-anak mengajukan pertanyaan kritis. Kemudian. di kelas kelas yang lain, para senior Yayasan harus turun tangan, yakni Pa Bene Gara dan Pa Niko Tonda Moa'. Keduanya merupakan Katetis Paroki. Pa Bene Gara merupakan Katekis di Stasi Kuwu sambil menunaikan tugas utamanya sebagai Guru / Kepsek (?) di SDK Wae Mbeleng. Lalu Pa Niko Tonda Moa merupakan katekis di Paroki Wangkung sambil menjadi Kepala Sekolah (?) di SDI Purang. Saat itu Pa Bene mengajar di kelas 2 SMP dan Pa Niko Tonda Moa mengajar di kelas 3 SMP.
Saat itu Sr. Pholomena mengajarkan pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), sekaligus menjabat sebagi kepala sekolah SMP. Suster Philo mengajarkan kami bagaimana membuat tas dari ranting aur (gurung) yang dipotong pendek lalu dirangkai menjadi tas dengan menggunakan senar sebagai penghubungnya. Asyik juga kegiatan itu. Beberapa waktu kemudian, setelah masa tugasnya selesai, diganti oleh Pa Donatus Gaut. Dalam pelajaran PKK Sr. Philomena,PRR mengajarkan sikap well groomed kepada kami, cara merawat pakaian, cara menata keuangan, termasuk membicarakan pentingnya menabung. Di asrama ada Pa Maksimus Mbangur, Pa Zaka Genggo dan Pa David Jaik. Pa David Jaik merangkap juga sebagai guru Kesenian (Seni Suara ). Pa David pintar bermain gitar dan membirama (dirigen). Beliau sering memimpin koor anak sekolah saat misa di Gereja St. Klaus Kuwu.
Dalam perjalanan waktu beberapa guru pindah ke tempat lain, termasuk Pa Alo Jemahir, Pa Mikael Muras. Posisi guru sejarah dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) diisi oleh Pa Konstantinus Aman. Guru - guru yang lain juga datang yakni Pa Herman Jehadut, Pa Abdon Mos.
Lalu Pa David Jaik fokus di asrama dan guru musik diserahkan ke Pa Leo Sugiono. Pada tahun 1988, beberapa guru dari Yoyakarta datang memperkuat barisan guru dan asrama. Mereka adalah Pa Markus Sarjana, Pa Leo Sugiono dan Pa Edy. Pa Markus mengajar Matematika sekaligus merangkap guru Bap Asrama. . Pa Pa Leo Sugiono mengajar musik sekaligus mernagkap Bapa Asrama. Pa Edy mengajar Fisika.
Waktu terus melaju. Pa Maksi Mbangur melanjutkan stusi di STKIP Ruteng. Asrama putra ditangani oleh Pa Leo, Pa Markus, Frater Anton Suparno. Frater Anton berasal dari Jawa tapi melamar untuk menjadi frater Kesukupan Denpasar. Setelah mengenyam pendidikan di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret dan STFK Ledalero untuk beberapa waktu, dia TOP di Kuwu. Dia mengajar Pendidikan agama Katolik. Ketika Fr. Anton Parno (?) melanjutkan studi di ST Ritapiret dan STFK Ledalero dia digantikan oleh Frater Paul Sumarwoto yang juga merupakan calon imam Keuskupan Denpasar. Frater Sumarwoto seorang pendiam dan sangat mandiri. Konon sebelumnya dia mengambil kuliah sejarah di pulau kelahirannya, Jawa. Selama setahun Paul Sumarwoto menjadi bapa asrama di di St. Klaus lalu dia melanjutkan studi ke Riapiret / STFK Ledalero. Di sekolah ada guru baru yang masuk, yakni Pa Agavitus Kupu (?) dari Tado Kolang. Pa Agavitus tidak terlalu lama mengajar Bilogi di St. Klaus karena dia lulus tes PNS lalu dia menuju ke tempat penempatan yang baru. Ketika kami kelas 3, Pa Donatus Gaut mengajar kami Bahasa Inggris sekaligus merangkap Kepala Sekolah.
Sejalan dengan tuntutan zaman, guru - guru mengupgradri diri dalam bidang pendidikan, maka Pa Maksi melanjutkan studi di
Ketika mengenyam pendidikan di St. Klaus Kuwu saya baru mengenal dan melihat Pater Waser lebih dekat, ternyata beliau ganteng, berbadan ramping dan bersuara kecil dan budi bahasanya sangat halus.
Catatan:
- Suara Pater Waser, SVD sangat kecil. Beliau rupanya tidak suka menyanyi. Saya tidak pernah mendengarkan beliau menyanyi, termasuk nyanyian prefasi saat misa. (
- Sekolah punya kios koperasi tetapi anehnya kegiatan koperasinya tidak ada. Tolong berdayakan siswa - siswi dalam menjalankan Koperasi ini, bukan hanya sekedar nama, tapi nnama itu harus diberi isi.
- Sekolah harus membuat agenda tahunan / semesteran, termasuk mempromosikan sekolah ke paroki - paroki / instansi pemerintah melalui kegiatan budaya, olahraga, liturgi / katekese. Energi anak-anak sangat besar, maka perlu disalurkan melalui berbagai kegiatan positif. Bila ini terjadi, tentu anak-anak tidak iri dan melirik kegiatan lain di luar sekolah, misalnya dengan membolos untuk kegiatan olahraga saat Paskah atau Natal atau Pentekosta di suatu Paroki di Manggarai Raya.