KE ST. KLAUS AKU MELANGKAH
NB: Tahun 1987 ada kericuhan antara guru muda ( KT) dengan murid kelas 3 SMP yang berinisial I dari Langkas, Rahong karena masalah asmara. Mereka memperebutkan wanita yang sama (R). Awal tahun ajaran 1987/1988 , bulan Juli 1987 Pa KT masih mengajar bidang studi Matematika di kelas 1 dan bahkan sempat menjadi wali kelas saya, 1D. Setelah itu dia pindah kerja ke tempat lain . Pa KT berasal dari Kajong, Reo Barat, Manggarai. Tahun 2000 saya ketemu Pa Kanis di Kajong saat saya mengantar Bapa saya, Gaspar untuk mendapat perawatan karena kecelakaan kendaraan. Kami ketemu di Gereja / Kapela Kajong. Namun, saya tak menyapa Pa KT. saat itu. Saya hanya melihat Pa Kanis di Kapela / Gereja Reo saat itu.
Suatu waktu di tahun 1983/1984, saat Ibadat / Misa di Gereja Golowelu, di kayu siku bangunan gereja bagian kiri ada tulsan TUKANG WANGKUNG. Apa maksudnya? Ini mengingatakan bahwa Gereja Paroki Golowelu - saat itu masih Stasi - dibangun oleh tukang dari Paroki Wangkung, Rahong. Saat itu Paroki Wangkung Rahong dipimpin oleh Pater Waser, SVD.
Sejak saat itu Pater Waser, SVD sudah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Manggarai. Namanya semakin terkenal karena Oater Wase mendirikan sekolah berasrama di Kuwu yang diberi nama St. Klaus.
Juni 1987 saat itu. Aku teringat ketika tamat SDI Golowelu I, Kuwus, Manggarai. Bapaku, almarhum Gaspar Ngganggu memilih SMP St. Klaus sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan lanjutan untukku setelah tamat pendidikan dasar (SD). Entah alasan apa almarhum Bapa memasukkan saya ke sini. Hanya beliau yang tahu. Saya tak dilibatkan untuk diskusikan hal ini. Saya hanya menerima apa yang beliau putuskan. Saya juga tak tahu apakah hal ini beliau sudah diskusikan dengan Mama Regina. Beliau putuskan demikian, saya hanya ikut. Saya tak tahu beliau dapat informasi ini dari siapa. Memang saat itu nama Pater Waser, SVD sudah terkenal di wilayah kami. Gereja Paroki saya bernaung, Golowelu dibangun oleh Pater Waser,SVD. Pada balok kayu Gereja terpampang dalam Gereja terdapat tulisan: Tukang Wangkung. Mungkin Almarhum Bapa Gaspar mendapat informasi melalui tukang-tukang itu tentang SMP St. Klaus Kuwu atau mungkin juga via orang lain.
Kami datang ke Langkas lalu menyerahkan ijasah ke cucunya Kakek Lazarus Lagam, yakni Ibu Ety yang saat itu bekerja di sekretariat dan asrama putri SMP St. Klaus.
Pada Juli 1987 almarhum mengantar saya ke Kuwu. Kami menginap di rumah keluarga di Langkas, di rumah Kakek Lazarus Lagam. Lalu Bapa Gaspar menitipkan ijasah saya dan saudara saya Leo kepada Ibu Ety, cucunya kakek Lazarus Laagam.
Pada medio Juli 2019 kami masuk asrama St. Klaus. Anehnya, nama saya dan Leo tidak ada dalam daftar peserta siswa St. Klaus. Alhasil kami tak kebagian tempat tidur sebagaimana teman-teman yang sudah mendaftar secara resmi di kantor Yayasan / sekreatariat sekolah. Meskipin demikian, kami tetap diterima di asrama.Kami menghuni ruangan F, ruangan paling timur asrama laki-laki saat itu. Keesokannya kami ke sekolah. Lagi-lagi kami tak ada nama, sehingga baru didaftarkan saat itu. Kami ditempatkan di kelas ID. Guru kami saat itu adalah Pa Kanis Tunti (?) ........ dari Kajong sebagai Guru Matematika. Setelah itu Pa Kanis pindah. Guru agama kami saat itu Pater Geradus Mezember, seorang pastor sepuh yang dengan tekun melayani kami baik urusan pengajaran di sekolah maupun misa di Gereja St. Klaus. Pada suatu hari Minggu, Pater memimpin misa di Gereja Kuwu. Pater terjatuh di altar. Petugas dan dewan menolongnya lalu, Om Rium mengambil mobil pick up lalu mengantarkan Pater Geradus, SVD ke RS St. Rafael di Cancar. Patert dirawat di sana untuk sementara waktu. Karena usia tua, Lalu Pater meninggal dunia di SS Cancar lalu jenasahnya disemayamkan dan dibuat misa di Gereja St. Klaus Kuwu. Setelah itu Pater Geradus dimakamkan di Kuwu.
Ketika kami belajar malam, kadang kami mendengar suara terikan histeris dari kali dekat sekolah. Terikan histeris ini terutama ketika jam studi ke - 2, pkl 19:00 - 21.00 pm. Suara apa itu? Seperti suara ratap tangis dari makhluk di alam seberang. Semua kami pada ketakutan. Nyali kami menciut. Kami berada di kelas I ketika mendengar suara itu. Bangunan kelas I berada pada bangian Timur, di dekat Kali Wae Balak.
Ternyata ada kisah horor lainnya yakni ada tengkorak ditemukan di lapangan bola. Kisah ini dituturkan oleg Rensy Ambang, angkatan pertama SMP St. Klaus. (sumber WAG, persatuan alumni, diunduh pada 2 Oktober 2023, pkl 22.00 WIB,
___________________
Tahun 1990, saya masuk SMA. Pater Waser menyediakan meja istimewa untuk kami, yakni meja berlaci. Kami tak usah memikul buku ke sekolah. Kami menyimpan semua buku pelajaran dan alat tulis di sekolah. Gisi makanan kami saat SMA diperhatikan juga. Dalam beberapa hari kami mengkonsumsi ikan. Aroma ikan tercium hingga ruangan belajar, meski jaraknya cukup jauh.
___________________
Tahun 1990, saya masuk SMA. Pater Waser menyediakan meja istimewa untuk kami, yakni meja berlaci. Kami tak usah memikul buku ke sekolah. Kami menyimpan semua buku pelajaran dan alat tulis di sekolah. Gisi makanan kami saat SMA diperhatikan juga. Dalam beberapa hari kami mengkonsumsi ikan. Aroma ikan tercium hingga ruangan belajar, meski jaraknya cukup jauh.
__________
Sekitar tahun 1988, guru-guru dari Jawa: Pa Markus Sarjana, Leo Sugiono, Edy . Pa Markus mengajar Matematika, Pa Leo mengajar Kesenian (Musik dan Seni Suara), Pa Edy sebagai guru Fisika.
______________________
Sekitar tahun 1990 /1991 Guru Komputer: Ibu Maria ......., istrinya Pa Rudy Ndoen. Di kantor Yayasan ada pekerja profesional, terutama insinyur bangunan seperti Pa Rudy Ndoen, Pa Very. Ibu Rosa Meme (?). Kemudian ada istrinya Pa Rudy Ndoen yakni Ibu Maria yang juga mengajar Komputer.
______
Tahun 1991 (2) Pa Pram meninggal karena kecelakaan kerja saat menginstalasi kabel listrik di asrama Kursus Pertanian Kuwu.
(JPS, 15 Nov. 2021).
______
Menuju Hutan Poco Likang
Pada Desember 1988, kami ke Poco Likang untuk merawat mata air sekaligus mencari kayu. Perjalnan licin karena musim hujan. (JPS 26 Nov. 2021).
_________________
NYANYIAN DAN TARIAN SAAT ULTAH ST. KLAUS
[21.21, 18/10/2023] Yul
Mulia: Hahah lebih senang porong goyang data danong
[21.23, 18/10/2023] Yul
Mulia: Ada kami punya guru dance dulu di klaus seorang suster postulan
Sr Hestu Maranani
Amo.....
Ratu nal anoi bungar mawelele ma we ano
Kimi....dua panga mori bungar ma welele ma weano
Kesning kesa nika temang wejo
Dalam lese matrayakn hari pesta pelindung sekolah bungaro
(ad maira natus sum = lahir untuk hal-hal besar).
JPS, 19 - 20 Oktober 2023
Sumber: WAG_ Yuliana Mulia
>>>>>>>
Ziarah ke Reo . Saat ziarah ke Reo saya tidak bargabung karena masih ada tunggaakan uang sekolah dan asrama. (JPS 26 Nov. 2021). Mereka yang lunas uang sekolah dan asrama mengikuti piknik ke Reo. Sedangkan anak-anak yang masih memiliki tunggakan uang sekolah dan asrama serta beras, tinggal di asrama. Ini suatu hukuman yang adil. Ini tentu menyedihkan bagi kami yang bermasalah secara ekonomi.
Ziarah ke Rekas. Saat ziarah ke Rekas, saya ikut. Kami mampir di Gereja menikmati pemandangan di deoan Gereja Gereja, SMP Mutiara rekas, Kami menggunakan truk Wela Wangkung. Kami makan siang di Wae Longge. Kami beristirahat di Wae Longge untuk makan siang. (JPS 26 Nov. 2021).
_________________________
Lagu tentang Frater TOP
Momang Frater Alex Armanjaya, sekitar tahun 1986/1987.
Momang - momang e, momang Frater Alex ami ge (2x)
Ngo belajar kole (2x)
Eta Ritapiret
(Lagu mengenang Frater Alex Armanjaya, Fater TOP di SMP St. Klaus, 1986/1987?
JPS, 7 Februari 2022
__________
Pater Waser meninggal 7 September 2023, pkl 04.20 am di Longko, Wangkung, Manggarai. Jenasahnya dikuburkan di Novisiat Sang Sabda Kuwu, 8 September 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar