EVALUASI DAN SARAN
Lembaga Pedidikan SMP St. Klaus berusia 40 tahun pada 2023. Apa usulan inovatif demi perkembangan ke depan yang lebih baik?
- Belajar Bahasa Mandarin. Perlu belajar dari Bangsa lain yang memiliki peradaban yang maju. Salah satu Bangsa yang berperadaban maju, terutama dalam bidang bisnis adalah Cina. Tak ada salahnya kita belajar dari mentalitas bangsa Cina. Maka kita perlu belajar dari mereka. Salah satu yang bisa kita lakukan di lembaga ini adalah belajar Bahasa Mandarin. Ayo, kita perluas wawasan ilmu dengan memasukkan Bahasa Mandarin ke dalam kurikulum SMP- SMA St. Klaus, sehingga kita bisa menyerap mentap positif Bangsa Cina, terutama sangat kewirausahaannya. Sekaligus rebut pangsa pasar Cina Flores agar bisa mengirim anak-anaknya ke sini untuk belajar.
- Sekolah / Lembaga berwawasan Lingkungan. Salah satu suku di Indonesia yaitu Kajang. Prinsip mereka, setiap kelahiran manusia ditandai dengan penanaman pohon. Bisakah kita mengadopsi cara pikir mereka, setiap penerimaan siswa/i baru di sini disertai dengan penanaman pohon di lingkungan St. Klaus. Mengapa tanam pohon. Kita sedang mengalami krisi ekologi. WHO sudah mengingatkan bahwa perang masa depan adalah pertempuran memperebutkan air. Apakah kita, lembaga St. Klaus bisa salah satu cell / unit yang peduli lingkungan demi alam yang ramah, termasuk tersedianya sumber air yang layak untuk lembaga ini dan masyarakat sekitarnya dan Nabggarai pada umumnya. Coba bayangkan, bila lembaga ini menerima 200 siswa baru setiap tahun maka pohon yang ditanam juga 200, maka bisa dibayangkan setelah 10 tahun berapa banyak pohon yang tumbuh dan semakin besar. Semakin banyak pohon semakin banyak air dan semakin banyak berkat untuk kita, termasuk air bersih. St. Klaus harus menjadi lembaga terepan dalam propaganda kelestarian lingkungan hidup.
- Keterampian kuliner. Kalau boleh menilai (menevluasi siste pendidikan kita). Kita terlalu menekankan pendidikan teoetis / konsep. Saya dibesarkan dalam Lingkungan Katolik. 13 tahun saya dibesarkan dalam Lingkungan Katolk, sekolah berasarama. Dalam masa yang begitu lama, apa kritik saya terhadap sistem pendidikan kita supaya kita semakin lebih baik ke depannya? Kritik saya adalah pendidikan berasrama itu baik, hanya terlalu teoretis, hal praktis, terutama skil demi dijadikan bekal kehidupan sukses bagi alumnusnya kurang. Apa resikonya. Kita lebih banyak jago teori, kalah di praktek. Dalam rangka mengatasi hal ini, secara lhusus saya mau mengusulkan, Lembaga ini betapa bagusnya kalau melengkapi aiawa-siswinya dengan ketrampilan memasak bagi semua. Sehingga ketrampilan memasak itu bisa dijadikan salah satu skill untuk menopang hidup setelah tamat dari sini. Sedih saya , tamat setelah 3 / 6 tahun bahkan 13 tahun mengenyam pendidikan beraama Katolik, begitu keluar atau tamat, bisanya hanya masak air dan masak mie. Coba belajarlah dari suku-suku lain, misalnya Suku Jawa, Menado, Padang. Mereka bisa buka warung makan, mengapa orang Mangarai / Flores / NTT tidak bisa buka usaha Warung makan? Ini masalah skill dan kebiasaan. Maka dari itu, saya usulkan, rombak kurikulum pendidikan kita, masukkan juga ketrampilan praktis, misalnya kuliner, bercocok tanam dan beternak.
- Melek teknologi. Sr. Klaus harus menguasai teknologi. Semua komponen di lembaga ini, mulai Yayasan, Guru, Peserta Didik, dan alumni harus berdaptasi dengan perkembangan teknoloogi agar tetap eksis. (1 -4, JPS 17 Mei 2022)
- St. Klaus memiliki fasilitas yang memadai. Mari berdayakan fasilitas ini termasuk Gua Maria, Kapela / Gereja St. Klaus ) untuk pemberdayaan siswa/ guru/ alumi/ umat . Usahakan bangunan ini berdaya, tidak hanya menjadi bangunan tua yang mau ambruk tanpa memberi nilai baik secara spiritual maupun material. Caranya? Jadikan St. Kaus (sekolah/ aula/Gerja / Kapela/ / Gua Maria sebagai tmpat pemberdayaan. (1 -4, JPS 17 Mei 2022). St. Klaus harus menjadi medan inspirasi, termasuk inspirasi perdamaian. Misalnya dipakai untuk misa, retret, mantenan alumni, adorasi, pendalaman dan sharing Kitab Suci.
- Pater Waser berasal dari Swiss, Eropa Barat. Mari membangun jaringan dengan SWISS, persipakan SDM dengan baik, termsuk Bahasa Jerman. Bahasa Jerman harus menjadi Bahasa kedua di Santu Klaus agar alumni bisa memasuki pangsa pasar Swiss. ALUMNI St. Klaus , baik kaum berjubah maupun kaum awam harus bisa bermisi di Swiss guna melanjutkan relasi yang telah karya Pater Waser . ALUMNI harus melakukan gerakan balas budi dengan menempatkan orang -orangnya di sana.
____
Usulan berkaitan dengan Buku Pater Waer, SVD:
Usulan Pa Alo Badal: (Minggu, 24 September 2024)
Selamat malam untuk keluarga besar alumni buku kami sudah mulai baca dan satu yang kurang yaitu buku alumni yang lengkap dengan foto dari setiap angkatan sehingga bisa tau persis muka waktu masih kecil ini masukan untuk sepuluh tahun.kedepan pesta mas nanti
____